CERMIN YANG RETAK
Hai, Gaes!
Cermin yang retak, walaupun direkatkan lagi, tetap saja meninggalan bekas. Kalimat seperti itu
tidak asing lagi di telinga kita. Cermin yang retak diibaratkan dengan rusaknya
suatu hubungan. Baik keluarga, saudara, pertemanan ataupun rekan kerja. Setiap
kita pasti memiliki kesalahan dan kekhilafan kepada seseorang, sehingga memicu
putusnya silaturrahmi ataupun hubungan.
Baik dikarenakan oleh ucapan, prilaku yang menyinggung perasaan orang lain,
sehingga orang tersebut sulit untuk
memaafkan.
Pernah kan gaess merasa
seperti itu?
Nah, keadaan yang demikian
bukan berarti harus dipelihara. Sekeras-kerasnya hati manusia pasti akan luluh
oeh cinta dan kasih sayang. Maka berusahalah memperbaiki keadaan. Semasa bulan Ramadhan
yang penuh berkah ini, juga kita dalam kondisi di rumah aja, dikarenakan
pandemi covid-19 maka banyak waktu yang bisa digunakan untuk merefleksi diri
dan muhasabah diri dalam rangka memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta dan
sesama.
Intinya gaes!
Jangan sampai prilaku
dan sikap kita menyakiti orang lain. Karena rasa sakit akan membutuhkan waktu
yang lama untuk kembali sembuh. Bagi kita yang sudah terlanjur “meretakkan
cermin” maka, segeralah minta maaf, memperbaiki hubungan, dengan sering
berkomunikasi , diskusi, dan melakukan kegiatan positif secara bersama.
Semoga tidak ada lagi
hubungan seperti cermin yang retak ya gaes!. Selalu jaga hati, sikap, dan
ucapan agar tetap menjadi pribadi yang berguna dan menyenangkan.
0 comments