Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
Oleh ; Risa Tantri, S.Pd
Guru SDN 02 Percontohan Bukittinggi
Calon Guru Penggerak Angkatan 6
Kesimpulan
dari Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Ki
hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Nama Asli beliau adalah Raden
Mas Soeryadi Soeningrat. Beliau adalah Tokoh penting dalam dunia pendidikan, pendiri
Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi
para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para
priyayi maupun orang-orang Belanda
Menurut
Ki Hajar Dewantara “Pendidikan dan Pengajaran merupakan usaha persiapan dan
persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup
bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”.
Pendidikan merupakan tempat bersemainya benih-benih kebudayaan dalam
masyarakat. Untuk membentuk kebudayaan atau peradaban itu yakni melalui
pendidikan.
Pokok-Pokok
Pemikiran Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara
1. Menuntun
Pendidik hanya dapat menuntun tumbuh/hidupnya kekuatan kodrat yang dimiliki oleh anak. Guru tidak dapat merubah kodrat anak, tetapi guru membimbing, mendidik agar anak-anak dapat memperbaiki lakunya. Menuntun anak dengan Sistem Among yaitu menjaga, membina, dan mendidik anak dengan kasih sayang. Terangkum juga dalam Trilogi Pendidikan yaitu Ing Ngarsa Sungtulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani sehingga mencapai keselamatan dan kebahagiaan anak, merdeka lahir dan merdeka bathin.
2. Kodrat
Anak yaitu bermain
Pendidik harus memahami bahwa kodrat anak adalah bermain sehingga pembelajaran bisa diintegrasikan dengan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Sehingga pembelajaran di kelas akan terasa menyenangkan. Nilai yang ada dalam permainan sangat baik bagi anak, seperti nilai gotong royong, kolaboratif dan kreatif. Dasar pendidikan berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam yaitu sifat dan bentuk lingkungan , kodrat zaman yaitu isi dan irama. Pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman.
3. Pendidikan
berpusat pada anak
Pendidikan harus mengutamakan kepentingan anak. Pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan, gaya dan cara belajar, kemampuan serta kondisi mental, psikologis dan sosial anak. Pendidikan dilakukan agar anak mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
4. Anak
bukan Tabularasa
Anak bukanlah kertas kosong yang bisa digambar sesuai dengan keinginan orang dewasa. Anak lahir dengan kodrat yang masih samar-samar. Maka Tujuan Pendidikan adalah menebalkan laku anak yang masih samar-samar tersebut, menebalkan garis yang baik-baik dan membiarkan agar garis yang tidak baik tidak terlihat. Dalam menebalkan laku anak bisa dilihat dari konteks diri anak dan konteks sosio-kultural. Jika dilihat dari konteks diri anak proses menebalkan laku terbagi tiga yaitu1) wiraga ( 0-8 th ) dimana anak masih bermain, mencoba, dan melihat .2) wiraga-wirama( 8-16 th) disini anak sudah mulai menemukan, dan mengeskpresikan apa yang mereka miliki. 3) wirama (0-21) sudah mulai bertanggung jawab, sosial, dan irama sebagai sumber inspirasi. Kemudian dilihat dari konteks sosio-kultural diminangkabau ada falsafah “ adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”,“ alam takambang jadi guru”.
5. Budi
Pekerti
Budi pekerti, watak, atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan budi. Pendidikan membentuk budi pekerti yang baik. Di Minangkabau dikenal istilah “ Kato Nan Ampek” yang merupakan tuntunan dalam berbicara yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Pendidik
adalah Petani
Pendidik diibaratkan sebagai petani, yang menyiapkan lahan, memupuk, dan membersihkan hama agar tumbuh subur, berbunga, kemudian berbuah. Anak diibaratkan sebagai benih.Sebagai guru kita perlu menyiapkan lahan yang subur, disiram, dan dirawat agar biji tadi tumbuh kembang dengan baik, artinya kita sebagai seorang pendidik mengupayakan tumbuh kembang anak sebaik-baiknya sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Tujuan pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru saja, tetapi menjadi tanggung jawab keluarga, dan masyarakat. Jadi pelaksanaan pendidikan harus dilaksanakan secara bersama-sama dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat yang kondusif. Jadilah pendidik yang selalu memperhatikan segala potensi anak yaitu jiwa, jasmani, etika, moral, estetika, dan karakter dengan panduan budaya dan sesuai dengan perubahan zaman.
Refleksi
dari pengetahuan dan Pengalaman Baru
1.
Apa yang Anda percaya tentang murid dan
pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?
Sebelum saya
mempelajari modul 1.1. beberapa hal yang saya percaya yaitu:
1).
Saya percaya bahwa anak adalah kertas
kosong, sehingga kita sebagai orang dewasa akan bisa membentuk mereka sesuai
dengan yang kita inginkan. Sehingga hal ini membuat saya sebagai seorang guru
sering memaksakan kepada anak saya bahwa mereka harus menguasai semua
pembelajaran dan menjadikan mereka sesuai keinginan saya.
2).
Ketika pembelajaran berlangsung, saya lebih mendominasi dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Kadang saya lupa untuk menggali pengetahuan apa yang sudah mereka
miliki, sehingga pembelajaran menjadi pasif.
3). Selama ini saya lebih berorientasi pada nilai siswa saja, bagaimana nilai mereka supaya bagus sehingga dapat meningkatkan prestasi sekolah. Saya akan mengapresiasi setiap siswa yg memperoleh nilai bagus dan saya lupa untuk memahami kebutuhan setiap siswa yang berbeda dan mengapresisi setiap proses yang sudah dilakukan oleh siswa saya sesuai dengan kemampuannya.
2. Apa
yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
Hal yang berubah dari pemikiran atau prilaku saya setelah
mempelajari modul ini adalah
1). Saya
sudah mengetahui bahwa anak bukanlah kertas kosong. Anak memiliki bakat dan
potensi mereka masing-masing. Kita
sebagai guru tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada anak kita, biarlah
anak sendiri berkembang sesuai dengan bakat dan potensi yang mereka memiliki.
Saya akan melayani dan membimbing mereka kearah yang lebih baik sesuai dengan
potensinya, memberikan kebebasan pilihan untuk mencapai cita-cita mereka. Guru
hanya sebagai fasilitator yang berfungsi untuk melayani dan menuntun proses
pengekspresian potensi anak agar terarah positif dan anak menemukan sendiri
jalannya menuju versi terbaik dirinya.
2). Sangat
perlu untuk merancang dan memilih model pembelajaran yang berpusat kepada anak
dan memahami karakter anak didik kita. Saya menyadari bahwa anak bukanlah objek
di dalam kelas tetapi subjek, sehingga merekalah yang memegang kendali di dalam
kelas. Berbagai model pembelajaran yang dapat melibatkan anak secara aktif,
kreatif, dan inovatif serta menggunakan berbagai sumber belajar baik dari
lingkungan sekitar anak ataupun dari media internet.
3). Keberhasilan siswa tidak bergantung kepada
nilai kognitif saja, tetapi perlunya keseimbangan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Perlu menciptakan pembelajaran yang aktif,
yang menggerakkan semua murid sesuai dengan kemampuannya, Sebagai guru tentu
saya harus menjadi panutan baik dalam bersikap ataupun berkata. Saya harus
memperlakukan anak-anak dengan adil, menghargai setiap proses yang sudah mereka
capai, tentunya saya juga harus memberikan apresiasi terhadap semua murid saya,
bukan hanya untuk yang mendapat nilai bagus, tetapi untuk yang sudah berproses
dan berkembang sesaui dengan
kemampuannya.
4). Saya memahami bahwa memang benar bahwa
kodrat anak adalah bermain. Banyak permainan yang bisa dimasukkan ke dalam
proses pembelajaran. Apalagi dalam budaya Minangkabau berbagai jenis permainan
yang ada dapat menjadi sumber belajar serta penebalan laku anak di sekolah.
Dengan permainan akan menjadikan pembelajaran menyenangkan dan tidak
membosankan, Permainan akan memunculkan sikap gotong royong/kolaboratif dan
kreatif .
3. Apa
yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran
KHD?
Yang dapat saya segera terapkan lebih baik di kelas saya sesuai
dengan pemikiran KHD adalah
1).Memberikan
kebebasan kepada anak untuk berkembang sesuai dengan bakat dan potensinya. Saya
akan melakukan asesmen kembali terhadap karakteristik anak maupun bakat dan
minatnya. Jika anak berbakat dibidang olahraga maka saya akan mengembangkan
anak tersebut pada kegiatan ekstrakurikuler olahraga. Jika anak berbakat dibidang
seni maka saya akan mengembangkannya pada kegiatan seni, begitupun jika ada
yang berbakat dibidang puisi maka saya mempersilahkan anak tersebut untuk ikut
dalam kegiatan pengembangan diri membaca puisi dan literasi. Tidak ada lagi
pemaksaan kepada anak. Saya akan menjadi fasilitator mereka , mengkomunikasikan
tentang keinginan anak, hambatan apa yang mereka temui dan mendiskusikan solusi
dari hambatan tersebut. Dalam proses pembelajaran materi diarahkan sesuai
dengan minat mereka, sehingga pembelajaran mudah untuk dipahami oleh anak.
2).Melaksanakan
proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan selalu
memberikan motivasi dan dorongan kepada anak didik saya. Menggunakan model
pembelajaran yang berpusat pada anak , sehingga anak-anak di kelas menjadi
aktif, kreatif, inovatif, dan bahagia. Kemudian pembelajaran menggunakan IT
yang sesuai dengan kecakapan abad 21.
3).
Membiasakan dan membudayakan pendidikan karakter, seperti 5 S ( senyum, sapa,
salam, sopan dan santun), shalat dhuha, shalat berjamaah, berdoa sebelum
belajar, saling menghargai, gotong royong, dan saling mendukung pada setiap
proses yang dilakukan. Membiasakan “ Kato Nan Ampek” sebagai budaya Minangkabau
yang patut diterapkan dalam kehidupan, sehingga mereka dapat berlaku sopan
dimanapun mereka berada. Sebagai pendidik saya akan menjadi tauladan dalam
setiap ucapan dan perbuatan, adil dan menghargai setiap anak.
4).
Memasukkan permainan tradisional Minangkabau dalam pembelajaran di kelas yang
sesuai dengan materi yang diajarkan. Salah satu permainan tradisional yang bisa
diaplikasikan dalam kelas yaitu permainan “ Kuciang-kuciang” . Melalui
permainan ini nantinya akan menjadikan pembealajaran menyenangkan serta memudahkan
siswa dalam memahami materi pembelajaran dan menebalkan sikap kolaboratif antar
siswa serta kreatifitasnya.
Demikian Kesimpulan dan Refleksi Pengetahuan
dan Pengalaman baru tentang Pemikiran - Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang dapat
saya tulis. Semoga bermanfaat !.
0 comments